Mawaddatush Shodieqi Tadzharu Waktadh Dhieq

Mahfudzat Mawaddatush Shodieqi Tadzharu Waktadh Dhieq adalah salah satu mahfudzat tentang persahahabatan. Kata mutiara ini sangat terkenal.

Di Indonesia, penulisan waktadh dengan huruf ka lebih terkenal dibandingkan penulisan dengan huruf qof (waqtadh).

Lalu, bagaimana tulisan yang benar? Apa artinya? Tulisan ini membahas hal ini secara lengkap.

Tulisan Mawaddatush Shodieqi Tadzharu Waktadh Dhieq

مَوَدَّةُ الصَّدِيْقِ تَظْهَرُ وَقْتَ الضِّيْقِ

Mawaddatush Shadiiq tadzharu waqtadh dhiiq

Arti Mawaddatush Shadiiq Tadzharu Waqtadh dhiiq

Kecintaan Teman Sejati Akan Tampak Pada Saat-Saat Kesempitan

مَوَدَّةُKecintaan
الصَّدِيْقِTeman Sejati
تَظْهَرُ(Akan) Tampak
وَقْتَ(waktu) Pada saat-saat
الضِّيْقِKesempitan

Penjelasan Mawaddatu Ash Shodiqi Tadzharu Waqta Adh dhiqi

Dalam bahasa inggris, ada juga kalimat mutiara (proverb) yang cukup terkenal yaitu A friend in need is a friend indeed. Ungkapan ini berarti orang yang mau membantu temannya saat teman tersebut dalam kondisi sulit dan sangat butuh pertolongan, itu adalah teman sejati.

Ungkapan ini senada dengan sebuah mahfuzhat arab diatas.

Dalam bahasa arab, kata مَوَدَّةٌ – mawaddah – secara bahasa berarti: مَحَبَّةٌ وَوِئَامٌ – mahabbah wa wiaam-, kecintaan dan kesesuaian atau kecocokan.[i]

Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawaddah ( rasa cinta dan kecocokan) serta rahmah (kasih sayang). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. [Ar-ruum: 21]

Kecintaan sejati seseorang kepada sahabatnya akan benar-benar terlihat saat sahabatnya tersebut sedang dalam situasi sulit, berat dan sempit.

Bila seseorang bersahabat dengan orang lain tanpa pamrih apa pun baik demi harta yang dia miliki atau jabatan yang dia pegang atau fasilitas yang dia punya, maka saat semua hal itu terlepas dari sahabatnya, persabahatan tidak pernah terputus.

Bahkan ketika sang sahabat betul-betul dalam kondisi terpuruk. Dia tidak akan segan-segan membantunya dengan seluruh kemampuan yang dia miliki.

Dia tidak akan pernah pergi meninggalkan sahabatnya dalam sengsara karena memang rasa cintanya tulus dan tidak menyembunyikan kepentingan apa apa.

Kita sering dengar orang yang kaya dikelilingi banyak orang. Namun begitu kekayaannya lenyap, maka teman-temannya juga banyak yang lenyap meninggalkan dirinya. Yang tersisa hanya segelintir orang saja.

Segelintir orang itulah yang benar-benar tulus dalam persahabatannya. Kecintaanya kepada temannya bukan karena kekayaan yang dia miliki dan fasilitas serba wah dan modern yang dia punyai.

Baca juga: Arti Man Qolla Shidquhu Qolla Shodiquhu

(Siapa yang sedikit jujurnya, sedikit temannya)

Contoh Mawaddatu Ash Shodiqi Tadzharu Waqta Adh dhiqi

Penjelasan Mawaddatu Ash Shodiqi Tadzharu Waqta Adh dhiqi dan Maksudnya

Berikut contoh sederhana kasus lain untuk memperjelas gambaran dari kecintaan seorang teman sejati akan terlihat atau tampak saat dalam kondisi sempit.

Ada tiga orang yang sudah bersahabat lama. Anam, Alan dan Polan. Sebut saja begitu.

Suatu kali Anam sedang berjuang mengatasi kondisi keuangannya yang sedang terpuruk. Ia terkena dampak pandemi.

Dia berusaha keras untuk mendapatkan pekerjaan baru paska terkena PHK dari tempatnya bekerja namun belum kunjung dapat.

Suatu kali dia mendapat masalah untuk membayar sewa kontrakan dan bahkan untuk bisa sekedar menutup kebutuhan makan sehari-hari karena keadaan yang belum membaik.

Dalam situasi sulit ini dia menghubungi kedua temannya tadi untuk meminta bantuan darurat.

Kedua temannya dalam kondisi keuangannya tidak ada masalah. Bahkan bisa dikatakan sejahtera dan sangat longgar dalam masalah keuangan.

Namun hanya Alan yang mau mengulurkan bantuan. Sedangkan Polan tidak membantu.

Dia mengemukakan alasan mengapa dia tidak bisa membantu. Bila ternyata alasan si Polan tadi terbukti hanyalah dibuat-dibuat semata, maka teman sejati dari Anam sebenarnya adalah Si Alan. Bukan Polan.

Sebenarnya memang tidak ada teman terbaik bagi seorang mukmin kecuali orang yang mukmin juga. Orang yang benar-benar beriman dan konsisten dengan imannya.

Karena biasanya orang mukmin yang benar itu saat berteman motifnya adalah dorongan imannya.

Saat temannya sesama mukmin itu sedang dalam kesulitan, dia bahkan tidak akan segan-segan untuk mendahulukan temannya dan mengalahkan dirinya sendiri demi terselesaikannya persoalan temannya tersebut.

Dia tidak akan pernah tega meninggalkan sahabatnya tadi sendirian menghadapi kesulitan besar yang sedang menerpa dirinya sementara dia bisa membantunya.

Baca juga: Khoirul Ashab Man Yadulluka ‘Alal Khoir Artinya

(Sebaik-baik teman adalah yang menunjukkanmu kepada kebaikan.)

Oleh karena itulah, Rasulullah ﷺ berpesan agar kita tidak berteman kecuali dengan orang mukmin. Dalam sabdanya,

 لا تُصاحِبْ إِلَّا مُؤْمِنًا

“Jangan mengambil teman kecuali seorang mukmin.” [Hadits hasan riwayat Abu Dawud]

Dalam syarah hadits ini dijelaskan sebab mengapa perlu membatasi persahabatan dengan orang mukmin karena orang mukmin itu akan menunjukkan temannya kepada iman, hidayah dan kebaikan serta akan menjadi penolong bagi sahabatnya tersebut. Sedangkan teman dari kalangan selain orang beriman itu bisa memberikan madharat kepadanya.[ii]

Orang mukmin yang konsisten dengan imannya, pasti akan memberikan bantuan kepada sahabatnya saat dalam kesempitan atau kesusahan.

Sebab, rasa cintanya kepada sahabatnya karena Allah sehingga dorongan untuk senantiasa berbuat baik itu sangat kuat dalam dirinya.

Dalam kondisi lapang maupun sempit, naluri dasarnya adalah suka berbuat baik kepada orang lain dan membantu orang yang sedang kesusahan.

Apalagi bila orang yang sedang berada dalam kesempitan itu adalah temannya sendiri. Dia tidak akan meninggalkannya menghadapi kesulitan tanpa membantunya sama sekali.

Itu menunjukkan kebenaran imannya sekaligus menunjukkan kecintaanya kepada sahabatnya itu benar-benar tulus bukan karena kepentingan duniawi. Memang benarlah ungkapan, kecintaan teman akan tampak saat kesempitan. Wallahu a’lam.

Tulisan Mawaddatu Ash Shodiqi Tadzharu Waqta Adh dhiqi pertama kali diunggah pada 3 Agustus 2021


[i] https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/%D9%85%D9%88%D8%AF%D8%A9/

[ii] https://www.dorar.net/hadith/sharh/62495

Leave a Comment