Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi adalah salah satu mahfudzat tentang ilmu. Kata mutiara ini sering dihafalkan santri dan selayaknya menjadi pegangan hidup setiap muslim.
Tulisan ini membahas Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi secara lengkap dari tulisan arab, arti, dan penerapannya dalam hidup.
Tulisan Arab Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi
Uthlubil ‘ilma minal mahdi Ilal lahdi
Cara membaca yang benar adalah Uthlubil ‘ilma minal mahdi Ilal lahdi. Akan tetapi, yang banyak tersebar adalah utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi.
Karenanya, untuk mempermudah, kami menggunakan tulisan yang banyak dipakai di masyarakat untuk memudahkan pembaca memahami.
Arti Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi
Artinya:
Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahad.
kata المَهْدُ – Al-Mahdu – berarti ‘tempat tidur untuk bayi agar mempermudah dia tidur’. Di Indonesia, kita seringkali mengartikannya dengan buaian, ayunan untuk menidurkan bayi.
Sedangkan kata اللَّحد artinya liang lahad untuk mayit di bagian bawah kuburan.
Adapun ungkapan Minal Mahdi Ilal Lahdi artinya:
مِنَ اْلمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ: مِنَ اْلوِلَادَةِ حَتَّى اْلقَبْرِ، طُوْلَ اْلعُمْرِ
Minal Mahdi Ilal lahdi “Semenjak dari di buaian bayi hingga ke liang lahad” artinya adalah sejak dari kelahiran hingga ke kubur, sepanjang umur.[i]
Penjelasan Riwayat Hadits Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi
Kita sudah sangat sering mendengar ungkapan Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi untuk mendorong setiap orang Muslim agar semangat dalam mencari ilmu ini.
Bahkan masih banyak kalangan menyebutnya sebagai hadits. Karenanya, berikut kami berikan penjelasan tentang riwayat status hadits Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi.
1. Menurut Syaikh bin Baz
Syaikh Abdul Azis bin Baz rahimahullah berkata, ”Ini adalah hadits maudhu’ (hadits palsu) menurut para ahli ilmu. Bayi yang masih dalam buaian tidak menuntut ilmu dan tidak mengerti.
Akan tetapi maknanya adalah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu serta sangat bersemangat dalam menuntut ilmu. Namun hadits tersebut tidak shahih. Demikian pula dengan hadits yang menyatakan:
اُطْلُبُوْا اْلعِلْمَ وَلَوْ فِيْ اْلصِّيْنِ
“Tuntutlah ilmu meskipun sampai di negeri Cina.” Ini juga tidak shahih.[ii]
2. Menurut Syaikh Dr. Abdulah Faqih Asy-Syinqithi
Syaikh Dr. Abdulah Faqih Asy-Syinqithi juga menegaskan bahwa sanad hadits ini tidak sah. Ia termasuk hadits yang sangat terkenal di kalangan orang banyak sebagaimana hadits:
اُطْلُبُوْا اْلعِلْمَ وَلَوْ فِيْ اْلصِّيْنِ
“Tuntutlah ilmu meskipun sampai di negeri Cina.” dan yang semacam itu.
Kandungan Makna Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi
Meski diatas bukanlah sebuah hadits yang shahih sampai kepada Nabi, namun, kandungan maknanya adalah benar.
Allah Ta’ala berfirman,
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. [An-nahl: 78]
Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui apa pun kemudian dia terus menerus belajar hingga dia dimakamkan di kuburnya.
Imam At-Tirmidzi telah meriwayatkan hadits dari ABu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda,
لَن يَشبَعَ المُؤمِنُ مِن خَيرٍ يَسمَعُهُ حَتَّى يَكُونَ مُنتَهَاهُ الجَنَّةُ
” Seorang Mukmin tidak akan pernah merasa kenyang dengan kebaikan yang dia dengarkan (yaitu ilmu) hingga penghujungnya adalah surga.” [Hadits riwayat At-tirmidzi no. 2686 dan dia berkata hasan gharib dan dishahihkan oleh al-Hakim (4/129) namun Syaikh Al-Albani menyatakannya sebagai hadits dha’if dalam dha’if At-Tirmidzi]
Sesungguhnya belajar ilmu syar’i itu adalah aktifitas paling utama untuk mengisi waktu. Ini sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ , beliau bersabda,
الدُّنيَا مَلعُونَةٌ ، مَلعُونٌ مَا فِيهَا ، إِلَّا ذِكرُ اللَّهِ ، وَمَا وَالَاهُ ، وَعَالِمٌ أَوَ مُتَعَلِّمٌ
“Dunia ini dilaknat (maksudnya dijauhkan dari Allah atau dibenci Allah, pent) dan apa saja yang ada di dalamnya juga dilaknat kecuali dzikir kepada Allah, dan amal kebaikan lainnya dan orang yang berilmu atau orang yang mempelajari ilmu.“
[Hadits riwayat At-Tirmidzi (2322) danberkata hasan gharib. Syaikh Al-ALbani menyatakannya sebagai hadits hasan di Ash-Shahiha: 2797]
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Munajjid mengatakan bahwa perjalanan mencari ilmu itu panjang. Ia merupakan proyek seumur hidup. Pemikiran sepanjang hayat. Seorang penuntut ilmu senantiasa mencari ilmu hingga dia berjumpa dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.[iii]
Dari penjelasan di atas, terang sudah bahwa mahfuzhat tersebut bukan hadits namun hanya sebatas kata-kata mutiara yang bertujuan untuk menghasung setiap pencari ilmu agar tidak pernah surut semangatnya dalam memperdalam dan memperluas ilmunya.
Spirit Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi yang ada dalam mahfuzhat tersebut sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan ulama salaf.
Dalam sejarah Islam, ulama salaf dikenal sebagai manusia paling kuat tekadnya, paling tinggi kemauannya, dengan semangat yang tidak mengenal kata redup atau melemah.
Contoh Praktek Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi
Shalih bin Ahmad bin Hanbal berkata, “Seorang pria melihat ayahku membawa tempat tinta (ini berarti sedang dalam aktifitas terkait ilmu, pent) lalu bertanya kepadanya, “Wahai Abu Abdillah (panggilan Imam Ahmad)! Anda sudah sampai pada tingkatan setinggi ini dan anda adalah Imam kaum Muslimin.”
Maka Ayahku menjawab, “Bersama tempat tinta hingga ke liang kubur.” Imam Al-Baghawi berkata, “Aku mendengar Abu Abdullah Ahmad bin Hanbal berkata, “Aku menuntut ilmu sampai aku masuk ke dalam kubur.”[iv]
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah Mujtahid Mutlaq yang hafal 1 juta hadits menurut Abu Zur’ah Ar-Razi. Pendiri Mazhab Hanbali. Namun demikian semangatnya dalam menuntut ilmu tidak pernah padam sama sekali.
Kesimpulan Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi menjelaskan tentang:
- Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi bukanlah hadits. Akan tetapi kata mutiara.
- Kandungan Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi bukanlah hadits adalah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu serta sangat bersemangat dalam menuntut ilmu.
- Sesungguhnya belajar ilmu syar’i itu adalah aktifitas paling utama untuk mengisi waktu
- Perjalanan mencari ilmu itu panjang. Ia merupakan proyek seumur hidup. Pemikiran sepanjang hayat.
- Seorang penuntut ilmu senantiasa mencari ilmu hingga dia berjumpa dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Praktek dari mahfuzhat tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahad adalah sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah tersebut.
Semoga kita bisa meneladaninya dengan sebaik-baiknya.
Tulisan Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi pertama kali diunggah pada 9 November 2021
[i] https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/%D9%85%D9%8E%D9%87%D9%92%D8%AF/
[ii]https://binbaz.org.sa/fatwas/2381/%D8%A7%D9%84%D8%AD%D9%83%D9%85%D8%B9%D9%84%D9%89%D8%AD%D8%AF%D9%8A%D8%AB%D8%A7%D8%B7%D9%84%D8%A8%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%84%D9%85%D9%85%D9%86%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%87%D8%AF%D9%88%D8%AD%D8%AF%D9%8A%D8%AB%D9%84%D8%A7%D9%8A%D9%85%D9%88%D8%AA%D9%86%D8%A7%D8%AD%D8%AF%D9%83%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%A7
[iii] lihat: https://www.islamweb.net/ar/fatwa/60804/%D8%AF%D8%B1%D8%AC%D8%A9%D8%AD%D8%AF%D9%8A%D8%AB%D8%A7%D8%B7%D9%84%D8%A8%D9%88%D8%A7%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%84%D9%85%D9%85%D9%86%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%87%D8%AF%D8%A5%D9%84%D9%89%D8%A7%D9%84%D9%84%D8%AD%D8%AF
dan https://islamqa.info/ar/answers/76010/%D8%AD%D9%88%D9%84%D8%B7%D9%84%D8%A8%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%84%D9%85
[iv] https://al-maktaba.org/book/33640/361