Quote Rojulun Wa Nisfu Rojulin Wa laa Syaia ini terdapat kitab Ta’lim wa muta’allim. Lalu, apa artinya? Bagaimana maksudnya?
Tulisan ini membahas makna dan maksudnya beserta contoh. Semoga dapat membantu semua
Tulisan Arab Rojulun Wa Nisfu Rojulin Wa laa Syaia
Berikut lafadz lengkap dari kitab ta’lim wa muta’allim
النَّاسُ: رَجُلٌ، وَنِصْفُ رَجُلٍ، وَلَا شَيْءَ، فَالرَّجُلُ مَنْ لَهُ رَأْيٌ صَائِبٌ وَيُشَاوِرُ، وَنِصْفُ الرَّجُلِ مَنْ لَهُ رَأْيٌ صَائِبٌ وَلاَ يُشَاوِرُ أَوْ يُشَاوِرُ وَلَا رَأْيٌ لَهُ، وَلَا شَيْءَ هُوَ مَنْ لَا رَأْيَ لَهُ وَلَا يُشَاوِرُ
Arti Rojulun Wa Nisfu Rojulin Wa laa Syaia
Manusia itu (ada tiga macam): Rojulun, Nisfu Rojulin, Wa laa Syaia.
- Rojul itu adalah yang memiliki pemikiran brilian dan dia bermusyawarah.
- Nisfu Rajul adalah yang memiliki pemikiran brilian dan tidak bermusyawarah atau dia bermusyawarah tetapi dia tidak memiliki pemikiran
- Laa Syaia adalah dia yang tidak memiliki pemikiran dan tidak bermusyawarah
Maksud Rojulun
فَالرَّجُلُ مَنْ لَهُ رَأْيٌ صَائِبٌ وَيُشَاوِرُ
Far Rajul man lahu ra’yun shoibun wa yusyawiru
Adapun Rojul (seorang laki-laki yang sempurna akalnya) adalah yang memiliki pendapat (pemikiran brilian) dan dia bermusyawarah.
Rojulun secara arti bahasa adalah seorang laki-laki. Tetapi dalam konteks ini berbeda.
Maksud Rojulun disini seorang laki-laki yang sempurna (akalnya). Siapa itu? Yakni orang yang memiliki pendapat atau pemikiran brilian tetapi dia tetap (mau) bermusyawarah.
Hal inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau seorang yang cerdas memiliki pemikiran cemerlang.
Baik dalam strategi perang, dalam negosiasi, urusan pemerintahan, atau dalam berbagai hal lainnya.
Tetapi beliau selalu bermusyawarah dengan para shahabat dan bahkan meminta pendapat kepada istri beliau.
Contohnya:
- Nabi bermusyawarah dan menerima masukan terkait tempat perang badar.
Shahabat bertanya kepada nabi, apakah pemilihan tempat merupakan wahyu atau pendapat beliau. beliau menjawab itu pendapat pribadi beliau.
Akhirnya salah seorang shahabat memberi masukan untuk memindah tempatnya. Rasul pun menerima masukan shahabat tersebut.
- Nabi bermusyawarah dalam perang uhud. Apakah berperang di Madinah atau di luar madinah.
Meski rasul berpendapat perang di dalam Madinah, tetapi hasil musyawarah para shahabat meminta untuk keluar madinah.
Padahal secara taktik perang, bertahan di kota madinah lebih menguntungkan. Beliau tetap menerima masukan shahabat.
- Rasul menerima masukan Ummu Salamah ketika setelah perjanjian hudaibiyah
Yakni, ketika para shahabat tidak mau mendengar perintah rasul karena kecewa kepada rasul mau menandatangani perjanjian hudaibiyah.
Ummu Salamah pun berkata: “Jika kaum Mukminin ingin mengikutimu, keluarlah tanpa berkata sedikit pun, kemudian potonglah kurban dan bayarlah seseorang untuk mencukur rambut.”
Rasul pun melakukannya, dan shahabat pun mengikutinya.
- Rasul bermusyawarah dengan para shahabat dalam perang khandaq (disebut juga dengan perang ahzab)
Pada saat itu, para shahabat memberikan masukan. Salah satunya, Salman Al Farisi memberi masukan untuk membuat parit.
Rasul pun menerima masukan itu, dan kemudian melaksanakan hasil musyawarah tersebut. Kemenangan pun berada di tangan kaum Muslimin.
Maksud Nisfu Rojulin
نِصْفُ الرَّجُلِ مَنْ لَهُ رَأْيٌ صَائِبٌ وَلاَ يُشَاوِرُ أَوْ يُشَاوِرُ وَلَا رَأْيٌ لَهُ
Nisfu Rojul man lahu ra’yun shoibun wa laa yusyawiru au yusyawiru wa laa ra’yun lahu
Nisfu Rojul (yang setengah sempurna) adalah yang memiliki pemikiran brilian tetapi dia tidak bermusyawarah. Atau orang yang suka bermusyawarah, tetapi dia tidak memiliki pendapat / pemikiran.
Orang nisfu rojul ada 2 macam:
- Orang yang memiliki pemikiran brilian, tetapi dia tidak mau bermusyawarah dengan orang lain.
Orang seperti ini merasa bangga dengan idenya sendiri. Merasa idenya paling baik. Sehingga merasa tidak perlu untuk bermusyawarah dengan orang lain.
Dia tidak mau mendengar pendapat orang lain dalam berbagai hal yang dia merasa bisa.
- Orang yang sukanya bermusyarah. Selalu mencari pendapat orang, tetapi dia sendiri tidak memiliki pendapat atau pemikiran sendiri.
Dia tidak berani memutuskan permasalahan dalam satu hal dengan pendapat yang tegas.
Terlalu banyak mendengar pendapat orang lain atau terlalu mengadopsi pendapat orang lain tanpa berani memutuskan satu hal.
Makna lain adalah dia ikut musyawarah, tetapi dia tidak memiliki pendapat. Hanya ikut-ikutan saja.
Maksud Laa Syaia
وَلَا شَيْءَ هُوَ مَنْ لَا رَأْيَ لَهُ وَلَا يُشَاوِرُ
Wa laa syaia huwa man laa ra’ya lahu wa laa yusyawiru
Laa Syaia (yang tidak memiliki apa-apa/bukan apa-apa) adalah dia yang tidak memiliki pemikiran dan tidak bermusyawarah
Maksudnya, Orang seperti ini adalah orang yang tidak pintar, tidak memiliki pemikiran cemerlang, tetapi tidak mau bermusyawarah untuk mencari pendapat atau ide dari orang lain.
Dalam bahasa lain, orang seperti ini tidak tahu, tapi tidak sadar kalau dia tidak tahu. Maaf agak kasar, orang bodoh tapi gak sadar kalau bodoh.
Keberadaannya tidak terlalu dianggap oleh orang lain. Sebab, dia tidak memiliki pendapat atau tidak memiliki pemikiran brilian dan juga tidak mau ikut musyawarah.
Semoga penjelasan rojulun, nisfu rojulin, wa laa syaia dapat dipahami dan bermanfaat.